Senin, 30 Juni 2014

8 Etos Penggerak Gairah Kerja


8 Etos Penggerak Gairah Kerja

Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika
tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh “5-ng”: ngeluh, ngedumel,
ngegosip, ngomel, dan ngeyel.

Punya masalah dengan semangat kerja? Jangan gundah gulana, Anda tidak sendirian. Banyak
orang lain yang punya problem serupa. Namun, bukan tidak ada solusinya!

Hampir semua orang pernah mengalami gairah kerjanya melorot. “Itu lumrah,” kata Jansen
Sinamo, ahli pengembangan sumber daya manusia dari Institut Darma Mahardika, Jakarta.
Meski lumrah, “impotensi” kerja harus diobati.

Cara terbaik untuk mengatasinya, menurut Jansen, dengan langsung membenahi pangkal
masalahnya, yaitu motivasi kerja. Itulah akar yang membentuk etos kerja. Secara sistematis,
Jansen memetakan motivasi kerja dalam konsep yang ia sebut sebagai “Delapan Etos Kerja
Profesional”. Sejak 1999, ia aktif mengkampanyekan gagasan itu lewat berbagai pelatihan
yang ia lakukan.

Etos pertama: kerja adalah rahmat.
Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari ALLAH. Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.

Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-ogahan.

Etos kedua: kerja adalah amanah.
Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari pemilik toko. Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima amanah dari rakyat. Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

Etos ketiga: kerja adalah panggilan.
Apa pun profesi kita, perawat, guru, penulis, semua adalah darma. Seperti darma Yudistira untuk membela kaum Pandawa. Seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul darma untuk menyebarkan ilmu kepada para muridnya. Seorang penulis menyandang darma untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada  masyarakat. Jika pekerjaan atau profesi disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri sendiri, “I’m doing my best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik mutunya. 

Etos keempat: kerja adalah aktualisasi.
Apa pun pekerjaan kita, entah dokter, akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri.
Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekenjaan. Secara alami, aktualisasi diri itu bagian dari kebutuhan psikososial manusia. Dengan bekerja, misalnya, seseorang bisa berjabat tangan dengan rasa pede ketika berjumpa koleganya. “Perkenalkan, nama saya Miftah, dari Bank Kemilau.” Keren ‘kan?

Etos kelima: kerja itu ibadah.
Tak peduli apa pun agama atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata. Jansen mengutip sebuah kisah zaman Yunani kuno seperti ini:
Seorang pemahat tiang menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mengukir sebuah puncak tiang yang tinggi. Saking tingginya, ukiran itu tak dapat dilihat langsung oleh orang yang berdiri di samping tiang. Orang-orang pun bertanya, buat apa bersusah payah membuat ukiran indah di tempat yang tak terlihat? Ia menjawab, “Manusia memang tak bisa menikmatinya. Tapi ALLAH bisa melihatnya.” Motivasi kerjanya telah berubah menjadi motivasi transendental.

Etos keenam: kerja adalah seni.
Apa pun pekerjaan kita, bahkan seorang peneliti pun, semua adalah seni. Kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi. Jansen mencontohkan Edward V Appleton, seorang fisikawan peraih nobel. Dia mengaku, rahasia keberhasilannya meraih penghargaan sains paling begengsi itu adalah karena dia bisa menikmati pekerjaannya.
“Antusiasmelah yang membuat saya mampu bekerja berbulan-bulan di laboratorium yang sepi,” katanya. Jadi, sekali lagi, semua kerja adalah seni. Bahkan ilmuwan seserius Einstein pun menyebut
rumus-rumus fisika yang njelimet itu dengan kata sifat beautiful.

Etos ketujuh: kerja adalah kehormatan.
Seremeh apa pun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita. Jansen mengambil contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer. Sastrawan Indonesia kawakan ini tetap bekerja (menulis), meskipun ia dikucilkan di Pulau Buru yang serba terbatas. Baginya, menulis merupakan sebuah kehormatan. Hasilnya, kita sudah mafhum. Semua novelnya menjadi karya sastra kelas dunia.

Etos kedelapan: kerja adalah pelayanan.
Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama.
Pada pertengahan abad ke-20 di Prancis, hidup seorang lelaki tua sebatang kara karena ditinggal mati oleh istri dan anaknya. Bagi kebanyakan orang, kehidupan seperti yang ia alami mungkin hanya berarti menunggu kematian. Namun bagi dia, tidak. Ia pergi ke lembah Cavennen, sebuah daerah yang sepi. Sambil menggembalakan domba, ia memunguti biji oak, lalu menanamnya di sepanjang lembah itu. Tak ada yang membayarnya. Tak ada yang memujinya. Ketika meninggal dalam usia 89 tahun, ia telah meninggalkan sebuah warisan luar biasa, hutan sepanjang 11 km! Sungai-sungai mengalir lagi. Tanah yang semula tandus menjadi subur. Semua itu dinikmati oleh orang yang sama sekali tidak ia kenal.
Di Indonesia semangat kerja serupa bisa kita jumpai pada Mak Eroh yang membelah bukit untuk mengalirkan air ke sawah-sawah di desanya di Tasikmalaya, Jawa Barat. Juga pada diri almarhum Munir, aktivis Kontras yang giat membela kepentingan orang-orang yang teraniaya.

“Manusia diciptakan oleh Yang Maha Kuasa dengan dilengkapi keinginan untuk berbuat baik,”
kata Jansen. Dalam bukunya Ethos21, ia menyebut dengan istilah rahmatan lii alamin (rahmat
bagi sesama).

Pilih cinta atau kecewa
Menurut Jansen, kedelapan etos kerja yang ia gagas itu bersumber pada kecerdasan emosional spiritual. Ia menjamin, semua konsep etos itu bisa diterapkan di semua pekerjaan.
“Asalkan pekerjaan yang halal,” katanya. “Umumnya, orang bekerja itu ‘kan hanya untuk nyari gaji. Padahal pekerjaan itu punya banyak sisi,” katanya.
Kerja bukan hanya untuk mencari makan, tetapi juga mencari makna. Rata-rata kita menghabiskan waktu 30 - 40 tahun untuk bekerja. Setelah itu pensiun, lalu manula, dan pulang ke haribaan ALLAH. “Manusia itu makhluk pencari makna. Kita harus berpikir, untuk apa menghabiskan waktu 40 tahun bekerja. Itu ‘kan waktu yang sangat lama,” tambahnya. Ada dua aturan sederhana supaya kita bisa antusias pada pekerjaan. Pertama, mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat. Dengan begitu, bekerja akan terasa sebagai kegiatan yang menyenangkan.
Jika aturan pertama tidak bisa kita dapatkan, gunakan aturan kedua: kita harus belajar mencintai pekerjaan. Kadang kita belum bisa mencintai pekerjaan karena belum mendalaminya dengan benar. “Kita harus belajar mencintai yang kita punyai dengan segala kekurangannya,” kata sarjana Fisika ITB yang lebih suka dengan dunia pelatihan sumber daya manusia ini.
Hidup hanya menyediakan dua pilihan: mencintai pekerjaan atau mengeluh setiap hari. Jika tidak bisa mencintai pekerjaan, maka kita hanya akan memperoleh “5-ng”: ngeluh, ngedumel, ngegosip, ngomel, dan ngeyel. Jansen mengutip filsuf Jerman, Johann Wolfgang von Goethe, “It’s not doing the thing we like, but liking the thing we have to do that makes life happy.”
“Dalam hidup, kadang kita memang harus melakukan banyak hal yang tidak kita sukai. Tapi kita tidak punya pilihan lain. Tidak mungkin kita mau enaknya saja. Kalau suka makan ikan, kita harus mau ketemu duri,” ujar pria yang kerap disebut sebagai Guru Etos ini.
Dalam dunia kerja, duri bisa tampil dalam berbagai macam bentuk. Gaji yang kecil, teman kerja yang tidak menyenangkan, atasan yang kurang empatik, dan masih banyak lagi. Namun, justru dari sini kita akan ditempa untuk menjadi lebih berdaya tahan.

Bukan gila kerja
Dalam urusan etos kerja, bangsa Indonesia sejak dulu dikenal memiliki etos kerja yang kurang baik.
Di jaman kolonial, orang-orang Belanda sampai menyebut kita dengan sebutan yang mengejek, in lander pemalas. Ini berbeda dengan, misalnya, etos Samurai yang dimiliki bangsa Jepang. Mereka terkenal sebagai bangsa pekerja keras dan ulet. Namun, Jansen menegaskan, pekerja keras sama sekali berbeda dengan workaholic. Pekerja keras bisa membatasi diri, dan tahu kapan saatnya menyediakan waktu untuk urusan di luar kerja. Sementara seorang workaholic tidak. Dalam pandangan Jansen, kondisi kerja yang menyenangkan adalah kerja bareng semua pihak. Bukan hanya bawahan, tapi juga atasan.
Sering seorang atasan mengharapkan bawahannya bekerja keras, sementara ia sendiri secara tidak sengaja melakukan sesuatu yang melunturkan semangat kerja bawahan. Jansen memberi contoh, atasan yang mengritik melulu jika bawahan berbuat keliru, tapi tak pernah memujinya jika ia menunjukkan prestasi.
Secara manusiawi hal itu akan menyebabkan bawahan kehilangan semangat bekerja. Buat apa bekerja keras, toh hasil kerjanya tak akan dihargai. Ingat, pada dasarnya manusia menyukai reward.
Konosuke Matsushita, pendiri perusahaan Matsushita Electric Industrial (MET) punya teladan yang bagus. Pada zaman resesi dunia tahun 1929-an, pertumbuhan ekonomi Jepang anjiok tajam. Banyak perusahaan mem-PHK karyawan. MEI pun terpaksa memangkas produksi hingga separuhnya. Namun, Matsushita menjamin tak ada satu karyawan pun yang bakal terkena PHK.
Sebagai gantinya, ia mengajak semua karyawan bekerja keras. Karyawan-karyawan bagian
produksi dilatih untuk menjual. Hasilnya benar-benar ruarrr biasa. Mereka bisa berubah
menjadi tenaga marketing andal, yang membuat Matsushita menjadi salah satu perusahaan
terkuat di Jepang.

................Ayo gerakan gairah kerja kita.................

Ketekunan Adalah Kekuatan Kita


Ketekunan Adalah Kekuatan Kita

Apa yang kita raih sekarang adalah hasil dari usaha-usaha kecil yang kita lakukan terus menerus. Keberhasilan bukan sesuatu yang turun begitu saja.
Bila kita yakin tujuan dan jalan kita, maka kita terus memiliki ketekunan untuk tetap berusaha, ketekunan adalah kemampuan kita untuk bertahan ditengah tekanan dan kesulitan.

Kita harus tetap mengambil langkah selanjutnya. Jangan hanya berhenti di langkah pertama.
Memang semakin jauh kita berjalan, semakin banyak rintangan yang menghadang.
Bayangkan, andai saja kemarin kita berhenti, maka kita tidak berada di sini sekarang.

Setiap langkah menaikkan nilai diri kita, apapun yang kita lakukan, jangan sampai kehilangan
ketekunan kita. Karena ketekunan adalah daya tahan kita.

Pepatah mengatakan bahwa ribuan kilometer langkah di mulai dengan satu langkah. Sebuah
langkah besar sebenarnya terdiri dari banyak langkah-langkah kecil, dan langkah pertama
keberhasilan harus kita mulai dari rumah kita. Rumah yang paling baik adalah hati kita, itulah
sebaik-baik tempat untuk memulai dan untuk kembali.

Karena itu mulailah kemajuan kita dengan memajukan hati kita, kemudian pikiran kita, dan
usaha-usaha kita. Ketekunan hadir bila apa yang kita lakukan benar-benar berasal dari hati
kita

Jumat, 27 Juni 2014

10 Sikap Hidup agar tetap Bahagia

10 Sikap Hidup agar tetap Bahagia

1. Janganlah Kuatir
    Kekuatiran adalah penyebab aktifitas dan pikiran kita tidak produktif.......
2. Jangan membiarkan ketakutan-ketakutan tak beralasan menguasai hidupmu 
    Kebanyakan sesuatu yang kita takutkan tak pernah terjadi !!!....
3. Jangan menyimpan dendam
    Hal inilah yang paling besar yang paling menyita hidup kita !!!....
4. Selesaikan setiap masalah satu per satu
    Hanya inilah cara menangani setiap persoalan...satu demi satu...
5. Semua masalah tidak perlu di bawa tidur
    Hal tersebut buruk dan tak sehat, biasakanlah tidur dengan nyaman...
6. Jangan mencampuri masalah/ urusan orang lain
    Mereka memiliki cara sendiri unutk menangani setiap masalahnya...
7. Jangan hidup pada masa lalu
    Nikmatilah masa lalu sebagai kenangan, namun jangan bergantung padanya
    Konsentrasilah hidupmu pada kejadian saat ini, dan anda akan bahagia sekarang
    bukan hanya pada masa lalu.
8. Jadilah pendengar yang baik
    Hanya saat jadi pendengar seseorang mendapatkan dan belajar ide-ide baru berbeda
    dengan orang lain.....
9. Jangan biarkan rasa frustasi merusak dan mengatur hidupmu
    Kasihanilah dirimu lebih dari segalanya, aktiflah dengan kegiatan-kegiatan positif
10.Hitunglah rahmatmu
    Jangan pernah melupakan rahmatyang kita terima sekecil apapun, Semakin banyak
    rahmat kecil yang kita kumpulkan akan semakin berarti bagi hidup kita...

So maukah kita hidup bahagia,.........





Kamis, 26 Juni 2014

Motivasi Wirausaha

KARAKTER SEORANG MOTIVASI TINGGI
Tuntutan yang harus dipenuhi sebagai modal diri seorang wirausaha adalah kemampuan menerawang kedepan, Yakni sebuah kemampuan diri untuk lebih memahami “kini” dan “esok” yang disertai dengan daya perenungan untuk menghadirkan “idea segar” sehingga sebuah pemikiran akan mengalir dan tidak pernah kering.
dari berbagai riset dapat ditemukan bahwa ciri-ciri yang harus dimilki antalain adalah sebagai berikut Percaya diri [Self Confidence]
Berorientasi pada tugas dan hasil [Taks oriented & Product]
Pengambil resiko [Hight Risk]
Kepemimpinan [Leadership]
Keorsinilan [Originaly]
Berorientasi kedepan.


PERCAYA DIRI
Sebuah gambaran intergitas keperibadian yang mantap, yang bernuasa sinergi antara kematangan jasmani dan rochani. Pribadi yang penuh dengan independensi (kemandirian) serta dipenuhi kentalnya tanggung jawab adalah modal utama. Percaya diri bagi seorang wirausaha adalah sebuah daya yang mampu memberikan dukungan kemantapan dalam mengambil keputusan, oleh karenanya
stabilitas emosional tetap dijadikan rujukkan.
Kata kunci yang harus diperhatikan adalah :
- kepercayaan
- keteguhan
- ketidakketergantungan
- kepribaian mantap
- optimisme

KEDEPANKAN PRESTASI
Seorang wirausaha pantang hanya mengedepankan "pretige" tanpa didukung prestasi, karena prestasi adalah senjata andalan bagiseorang wirausaha dalam merebut hati sekaligus memberikan citra baik
dalam awalan kerja.
Prestasi bermakna pada kemampuan yang dibangun melalui pencitaan nilai "Value Creation" yang didukung oleh kemapuan proaktif terhadap lingkungannya.
Mengambil buah pikir seorang pakar, David Mc. Clelland bahwa terdapat tiga sifat dalam diri manusia yang harus dikembangkan dalam
berwirausaha yakni: need of power; needs of affiliation, dan need of archievement.
Yang terakhir need archievement merupakan pola sikap orang yang selalu haus dalam berpretasi, hal inilah yang perlu untuk dikembangkan.
Kata kunci yang harus diperhatikan adalah :
- kebutuhan akan berpretasi
- tekun
- tabah
- kerja keras
- energik
- penuh insiatif.
  
PENGAMBIL RESIKO
Sarwa kompleksnya persoalan-persoalan busines memberikan nuansa yang komprehensif kepada manusia, utamanya kebimbangan dalam menetapkan sebuah keputusan. Jernihnya pemikiran manusia acapkali tertinggal oleh waktu, sedangkan berbisnis identik dengan ketepatan waktu ( on time ).
Realitas inilah yang menguras pikiran manusia dalam menetapkan keputusan agar mencapai nilai yang optimal. Resiko adalah akibat fatal dari sebuah keputusan yang salah, namun akan lebih salah lagi manakala kita menghindar dari resiko. Resiko sangat berkorelasi dengan sebuah peluang, makin beriko makin tinggi tingkat peluangnya. Berwirausaha sama dan membangun dengan kemampuan menghadapi resiko.
Kata kunci yang harus diperhatikan adalah :
- Mampu mengambil resiko
- suka pada tantangan

KEPEMIMPINAN
Sifat kepemimpinan melekat pada diri seseorang, namun pendapat seorang pakar ada juga yang mengatakan bahwa kepemimpinan dapat pula dibangun melalui bergumulan empiris. Kepemimpinan
memberikan dukungan berupa kemampuan mengarahkan, kemampuan orgasisasional dan menerima saran dan kritik.
Kata kunci yang harus diperhatikan adalah :
- Mampu memimpin
- Dapat bergaul dengan orang lain
- Mananggapi saran dan kritik

KEORSINILAN
irausaha tidak terlepas pada persoalan persaingan, sehingga selalu dituntut untuk selalu terdepan dalam segala hal. Keunggulan komparatif (Comparative adventage) dan keunggulan kompetitif
(Competitive adventage) merupakan indakasi posistif yang harus disiasati. Untuk menciptakan keunggulan ini maka originalitas merupakan solusi bijak. Melalui originalitas ini akan mengantarkan
seorang yang menekuni wirausaha menjadi "leader" atau memimpin dalam segenap produk yang dihasilkan. Originalitas sangat tipis batasnya dengan inovatif yang "Novelty" serba kebaharuan, kemampuan inilah yang harus diciptakan, agar mampu menjadi "barrier" bagi pesaing.
Kata kunci yang harus diperhatikan adalah :
- Inovatif
- Kreatif
- Fleksibelitas
- Banyak sumber/alternatif
- Mengetahui lebih banyak.

BEORIENTASI KEDEPAN
Seorang wirausaha harus memiliki prepektif masa depan, mempunyai visi ke depan, dengan visi inilah akan mengantarkan kemampuan untuk mengahadirkan ide-ide segar, sehingga dalam kancah persangan mampu meletakkan dirinya pada posisi leader dan bukan sebaliknya menjadi pengekor (Follower). Berpikir ke masa depan akan mengarahkan pada kemampuan menyusun perencanaan strategik.
Kata kunci yang harus diperhatikan adalah :
- Pandangan kedepan
- Perencanaan strategik
- Posisi leader.

ANAK TANGGA MENUJU SUKSES
Dalam menuju sukses seorang wirausaha diharapkan memalui delapan anak tangga seperti yang diharapkan oleh "Murphy " dan "Peck".
Adapun 8 anak tangga yang dimaksud adalah :
1. Kerja keras [ Capacity for Hard Work ]
2. Kerja sama dengan orang lain [Getting Things Done With and Through People]
3. Penampilan yang baik [Good Apprearance]
4. Percaya diri [Self Confidence]
5. Piawai dalam membuat keputusan [ Making Sound Decision]
6. Meningkatkan ilmu pengetahuan [College Education]
7. Ambisi untuk maju [Ambition Drive]
8. Pandai berkomunikasi [Ability Communication





..................................Menuju Sukses................................

Motivasi berterusan

Satu Impian Lebih Baik Dari Seribu Mimpi, Satu Kesedaran Lebih Baik Dari Seribu
Impian, Satu Tindakan Lebih Baik Dari Seribu Kesedaran, Satu Matlamat Lebih Baik
Dari Seribu Tindakan, Satu Keihklasan Lebih Baik Dari Seribu Matlamat. Mulakanlah
Walaupun Sedikit, Melencong Seinci Rugi Seribu Batu 'KEAZAMAN UNTUK
BERJAYA di atas kegagalan anda semalam binalah bangunan hidupmu buat hari
esok letakkan batu-bata tujuan yang teguh, dan sediakan puing-puing raksasa dari
kejatuhanmu yang silam, ukirkan menara-menara yang hebat, bagi membenam
lembah-lembah air mata kehampaan. Usahalah dengan sabar, walaupun usaha
anda itu perlahan. Namun dari hari ke sehari, binaan itu akan tumbuh cemerlang.
Percayalah kepada Tuhan, dan dengan penuh keyakinan, Bahawa anda akan
berjaya dari apa yang anda usahakan Berjayalah orang-orang beriman iaitu mereka
yang khusyuk dalam sembahyangnya dan mereka yang menjauhkan diri daripada
perbuatan dan perkataan yang sia-sia
( Al-Mu’minun :1-3 )
Allah tidak melihat rupa dan kekayaan anda Allah melihat hati dan amal anda
(Hadis Nabi)
Penawar yang paling mujarab ialah rajin
(Iman Ghazali 1058 - 1111)
Tiap-tiap bertambah ilmuku akan bertambah pula keinsafan
bahwa terlalu banyak yang aku tidak Tahu
(Iman Syafie 767 – 820 m )
Gantunglah cita-citamu setinggi bintang di langit
(Soekarno 1901 – 1970)
Demi kejayaan rebutlah lima masa; Muda mu sebelum tua,Sihat mu sebelum sakit,
Kaya mu sebelum fakir, Lapangmu sebelum sibuk, Hidupmu sebelum mati
(Hadis Nabi Riwayat AL-Bukhari 194 – 256 H)
Fikiran hanya tumbuh kalau dipergunakan dan surut kalau dibiarkan menganggur
(Iman Syafie 767 – 820 M)
Tanpa disiplin yang tinggi seseorang itu terdedah kepada penyimpangan matlamat
(Tun Hussein Onn 1922 – 1990 )
Rahsia kejayaan ialah ketekalan tujuan
(Benjamin Disraeli 1804 – 1881)
Take a moment now to dream and to think what you really want for your life
(Anthony Robbins 1986 - )
Tidak ada yang mustahil bagi yang berani mencuba
(Iskandar Zulkarnain 356 – 323 sm)
Jika matlamat anda jelas anda boleh mencapainya dengan mudah
(Lao Tzu 604 – 531 sm)
(Confucius 551-479 sm)
Orang yang menyisihkan diri daripada pergaulan tidak akan mencapai kemajuan.
Pergaulan itu mencerdaskan dan menajamkan ingatan
(Aristotle)
Tidak cukup mempunyai minda yang baik yang penting menggunakannya dengan baik
(Rene Descartes 1596 – 1650)
Tiada hari yang terlalu panjang bagi mereka yang suka bekerja
( Seneca Pujangga Rom )
Reading to the mind what exercise is to the body
(Sir Richard Steele 1672 – 1729)
Jangan biarkan ayam di kepuk mati kelaparan itik di air mati kehausan
( Aminuddin Baki )
Lebih besar kesulitan yang kita alami lebih besarlah kejayaan yang akan kita capai
(Marcus Tullius Cicero 106 – 42 sm)
Setiap kerja yang besar itu pada mulanya adalah mustahil
(Thomas Carlyle)
Sesiapa yang membaca dan mengamalkan apa yang dibaca akan memerintah dunia
(Napoleon Bonaparte 1769 – 1821)
Minda yang kerdil umpama pokok yang kerdil tidak boleh berbuah dan berbunga
(Prof Diraja Ungku Aziz 1992 )
Lebih baik mencucuh sebatang lilin daripada mengutuk kegelapan
(Peribahasa Cina)
Kejayaan tidak boleh diukur dengan kedudukan yang dicapai seseorang tetapi
melalui halangan-halangan yang ditempuhi semasa mendaki tangga kejayaan
(Brooker T. Washington 1856 – 1915)
Kita tidak boleh berjaya sekiranya kita mengatakan kita akan gagal
(Dr Mahathir Mohamad 1925 - )
Memulakan sesuatu itu adalah hebat tetapi menyelesaikannya adalah lebih hebat
(H.W. Longfellow 1807 – 1882 )
Akar pendidikan memang pahit tetapi buahnya manis
(Aristotle 384 – 322 sm)
Di mana ada kemahuan di situ ada jalan
(Pepatah Melayu )
"Jangan berasa rugi hari ini kerana mengeluarkan sedikit modal tetapi anda
pandanglah keuntungan besar yang anda akan kecapi esok hari "
"Setiap idea yang buruk akan menjadi terbaik jika diusahakan "
"Kebanyakan orang gagal bukan disebabkan kegagalan itu sendiri tetapi disebabkan
mereka takut gagal "
Ilmu itu didapati dengan lidah yang gemar bertanya dan akal yang suka berfikir
Kemakmuran dan kesejahteraan hidup akan tercapai apabila manusia menggunakan
segala tenaga yang dibekalkan itu dengan niat yang betul dan dengan cara yang
tidak bertentangan dengan syariat, maka ianya menjadi ibadat. Dengan demikian
manusia bukan sahaja akan menikmati manfaat di dunia bahkan mendapat balasan
yang kekal di akhirat. Manusia seperti ini merupakan makhluk yang menghuni syurga
yang mendapat dua hasanah – hasanah di dunia dan hasanah di akhirat
People often say that motivation doesn’t last. Well, neither doest bathing – that’s why
we recommend it daily.
Success is not final, failure is not fatal, it is the courage to continue that count
Motivation is what gets you started. Habit is what keeps you going


................Selamat Sukses.................

Silahkan komentarnya,.....................

7 panduan motivasi

1. Tentukan Sasaran Besar, dan Jalani Setiap Jalan Kecil Menuju Ke Sasaran itu.
    Ada banyak jalan kecil menuju ke sasaran Anda. Bila Anda setia menjalani
    jalan-jalan kecil ini, maka Anda akan terdorong menghadapi tantangan menuju
    ke sasaran besar yang telah Anda tentukan.
2. Selesaikan apa yang Anda Mulai.
    Sesuatu yang setengah jadi tak bermanfaat. Berhenti di tengah suatu proyek
    adalah kebiasaan buruk. Biasakan untuk menyelesaikan proyek yang Anda
    rancang dan Anda mulai.
3. Bergaul Dengan Orang yang Memiliki Minat yang Sama.
    Dukungan orang lain memotivasi Anda. Memiliki 5 (lima) orang teman yang
    baik dapat membentuk sikap Anda yang baik. Bila mereka pecundang,
    Andapun pecundang. Bergaulah dengan orang berhasil maka Anda juga akan
    berhasil.
4. Terus Belajar.
    “ Procrastination is the thief of time”. Terus menunda sesuatu berarti
     menguras sumber daya yang tak bisa didaur ulang yakni waktu. Manusia
    dimampukan untuk belajar sendiri tanpa pembimbing. Bila Anda mengetahui
    “indahnya belajar sendiri “, Anda akan menemukan peluang keberhasilan di
    luar bayangan Anda.
5. Harmonisasikan Bakat Anda Dengan Minat yang Memotivasi Anda.
    Bakat menciptakan motivasi. Motivasi menciptakan tekad. Tekad
    menghasilkan unjuk kerja yang luar biasa.
6. Tingkatkan Pengetahuan di Bidang yang Memberikan Inspirasi
    Makin banyak yang kita ketahui tentang suatu bidang, makin tinggi minat kita
    untuk lebih mendalami bidang itu. Sekecil apapun ciptaan-NYA pasti
    bertambah dan berkembang.
7. Jangan Takut Mengambil Resiko.
    Kegagalan dan kebangkitan kembali adalah bagian dari motivasi. Kegagalan
    adalah suatu alat pembelajaran. Tidak ada seorangpun yang pernah berhasil
    tanpa seuntai kegagalan.


.........................Ayo terus semangat,.......................

Silahkan kasih komentarnya